APA cara positif menghadapi kemungkinan perubahan ekonomi? Ada yang bilang kumpulkan uang sebanyak-banyaknya dari sekarang. Jika uang bisa di-print atau diambil dari tumpukan sampah di belakang kantor Bank Indonesia, barangkali tak sulit.
Tetapi jika ekonomi memang sulit, melilit, lalu apa strategi yang paling masuk akal bisa lakukan.
Menurut kabar terbaru studi Bank Dunia, berjudul "Apakah Resesi Global Sudah Dekat?" (Is A Global Recession Imminent?), dunia berpeluang mengalami resesi pada 2023, jika perkembangan ekonomi tak kunjung membaik hingga akhir tahun 2022. Jika benar, kita memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk bersiap.
Baca juga: Melek Finansial, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?
Namun sebenarnya, berbagai kesulitan ekonomi yang melilit kita, selain karena faktor transisi ekonomi paska masa sulit pandemi, juga akibat sikon perubahan ekonomi karena kenaikan harga minyak goreng, yang disusul kenaikan gas bersubsidi, dan melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM), yang makin membuat situasi tak kondusif untuk bangkit.
Namun jauh di luar faktor itu semua, sebenarnya juga berkaitan dengan pola kita dalam menyikapi uang yang selama ini kita lakukan.
Pola konvensional dalam mengelola keuangan telah lama dikritisi banyak pakar keuangan. Tabungan tidak lagi sepenuhnya menjadi pilihan yang cerdas secara finansial. Apalagi jika kita tak pernah cermat mempertimbangkan kalkulasi antara jumlah tabungan dan bagi hasil atau interest yang kita terima.
Pola pikir tradisional berangkat dari konsep "kita bekerja demi uang". Sedangkan perubahan yang secara progresif terjadi, orang mulai cerdas finansial dengan memikirkan cara "uang bekerja untuk kita".
Tentu kita ingat bagaimana kontroversialnya buku Robert Kiyosaki ketika mencoba mengubah pola pikir konvensional menjadi cerdas finansial dengan menyatakan bahwa menabung sebagai cara berinvestasi yang salah.
Baca juga: Apa Itu Investasi: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya
Mengapa pola seperti itu berubah? Karena pada dasarnya ada keuntungan lain yang diperoleh ketika orang tak lagi sekedar menginvetasikan uangnya dalam tabungan. Alternatif investasi seperti menyimpan emas, atau membeli properti yang cermat memberikan keuntungan investasi yang berlipat ganda dan berkecenderungan minim risiko.
Pola-pola seperti inilah yang dimaksud secara garis besar sebagai money atittude atau sikap kita dalam memaknai uang. Perilaku pengelolaan keuangan dapat diartikan sebagai perilaku mengelola pendapatan atau keuangan seperti perencanaan keuangan, membuat anggaran tabungan, melakukan investasi, dan asuransi bagi individu atau keluarga.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.